GREEN CITY
GREEN CITY atau “Kota Hijau” pada prinsipnya adalah
sebuah konsep kota yang ramah lingkungan atau dengan kata lain, kota yang
berdasarkan pada perencanaan dan perancangan kota yang berpihak pada
prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan (lingkungan, sosial, dan
ekonomi). Konsep kota yang ramah lingkungan merupakan pengefektifan dan
pengefisiensian sumber daya alam dan energi, mengurangi limbah, menerapkan
sistem transportasi terpadu, menjamin adanya kesehatan lingkungan, dan mampu
mensinergikan lingkungan alami dan buatan.
Kota-kota ramah lingkungan (eco-cities/green city) baik yang sudah
dibangun maupun yang masih dalam tahap perencanaan memiliki ciri-ciri yang sama, yaitu: kota-kota
yang ingin mengurangi atau menghapuskan penggunaan bahan bakar fosil, membangun
gedung yang ramah lingkungan serta memromosikan “ruang hijau” dan udara bersih.
Tujuan dari kota-kota hijau ini juga ingin menciptakan sistem
transportasi publik yang hemat energi dan mudah diakses, menciptakan lingkungan
kota yang ramah bagi pejalan kaki serta membangun prasarana yang terstruktur
yang memadukan fungsi tempat tinggal, tempat kerja dan tempat belanja.Semua
kualitas ini dikenal sebagai konsep pembangunan perkotaan yang berkelanjutan
(sustainable urbanism).
Dalam skala kota, tentunya konsep
tersebut haruslah diwujudkan secara lebih luas lagi. Keberadaan suatu kota
sangat tergantung pada infrastrukturnya. Masih menurut Nirwono Joga, pola
jaringan RTH dengan berbagai jenis dan fungsinya merupakan rangkaian hubungan
dan kesatuan terpadu yang membentuk infrastruktur hijau (green
infrastructure) atau infrastruktur ekologis (ecological
infrastructure). Infrastruktur hijau dengan berbagai jenis dan
fungsinya berperan dalam menciptakan keseimbangan ekosistem kota dan alat
pengendali pembangunan fisik kota.
Konsep Green City merupakan frase yang sering digunakan dalam
mengangkat isu ekologis ke dalam konsep perencanaan kota yang
berkelanjutan dan perwujudan green city merupakan tantangan ke depan dalam
pembangunan perekonomian yang berkelanjutan. Beberapa aspek krusial yang harus
dipertimbangkan dalam menyusun kebijakan dan strategi pembangunan perkotaan,
antara lain : harus dapat menyelesaikan permasalahan urbanisasi dan kemiskinan
di kawasan pedesaan, kewajiban kota untuk menyediakan ruang hijau (RTH) minimal
30% dari luas wilayahnya, pengutamaan aspek perubahan iklim dalam kebijakan
pembangunan, serta mengutamakan mitigasi dan risiko bencana
Menurut Prof. Joerg Rekittke dari National
University Singapore dalam paparannya menjelaskan menjelaskan tentang konsep
green city yang cukup menarik dan “out the box” dalam perencanaan landscape,
yakni mengenai konsep “Urban Jungle”. Konsep ini, merupakan perencanaan ruang
terbuka hijau kota dengan tipologi hutan tropis yang memiliki multiple layer
vegetation.
Ruang terbuka hijau dalam konsep green city
mencakup empat hal :
- Taman berskala bertetanggaan (neighbourhood park)
- Taman lingkungan (community park)
- Taman kota (city park)
- Taman umum (public park)
Taman-taman ini merupakan tempat interaksi
antarwarga lingkungan. Untuk itu perlu membuka akses terhadap taman-taman
tersebut, mengingat taman-taman kota yang ada skarang sulit diakses, karena
lalu lintas disekitar taman yang padat dan kebanyakan merupakan taman pasif.
Salah
satu contoh kota kota ramah lingkungan yang terbaik didunia:
- Kopenhagen, Denmark
Sebagai pemimpin dalam hal teknologi ramah lingkungan, Kopenhagen
mendapat peringkat pertama di Eropa berdasarkan Siemen Greenest City Index.
Maka pada tahun 2009, Denmark menjadi tuan rumah bagi UN’S 2009 Climate Change
Conference. Lebih dari sepertiga penduduknya memilih menggunakan sepeda ke
kantor dibanding mengendarai mobil dan pemerintah menawarkan pengurangan pajak
bagi warga yang berpindah ke mobil elektrik
- Reykjavik, Islandia
Reykjavik merupakan kota yang hanya
mempunyai populasi 115.000 orang dan merupakan ibukota dari Islandia. Reykjavik
telah memanfaatkan energy dan menghasilkan listrik sepenuhnya dari tenaga air
dan panas bumi. Kota ini juga menggunakan energy terbarukan untuk listrik bus
berbahan bakar hydrogen dalam transportasi sehingga bebas dari emisi kendaraan.
Dan kota Reykjavik berencana akan terbebas dari penggunaan bahan bakar yang
berasal dari fosil dan menggantinya dengan sumber energy yang dapat diperbarui.
Islandia hingga saat ini masih menggunakan bensin namun banyak penduduknya telah beralih pada hidrogen serta mobil elektrik dan metan. Islandia akhirnya menyediakan pompa bensin khusus untuk mengisi ulang sumber energi ramah lingkungan tersebut. Reykjavik juga memiliki sistem pemanasan geotermal terbesar di dunia. Seluruh rumah di kota tersebut menggunakan air panas geotermal sebagai pemanas.
Islandia hingga saat ini masih menggunakan bensin namun banyak penduduknya telah beralih pada hidrogen serta mobil elektrik dan metan. Islandia akhirnya menyediakan pompa bensin khusus untuk mengisi ulang sumber energi ramah lingkungan tersebut. Reykjavik juga memiliki sistem pemanasan geotermal terbesar di dunia. Seluruh rumah di kota tersebut menggunakan air panas geotermal sebagai pemanas.
- Amsterdam, Belanda
Kota Amsterdam memiliki misi untuk menjadi salah satu kota yang
paling mampu menghasilkan sumber daya berkelanjutan pada tahun 2020 dan jika
dilihat dari kondisinya tampaknya pemerintah Amsterdam serius dalam menjalankan
misi tersebut. Amsterdam adalah kota kelima dalam Global Power City of Europe
sebagai kota ramah sepeda di Eropa dan kota ketiga paling inovativ serta Kota
Terhijau kelima di Eropa dan tahun 2015 nanti Amasterdam membuat kebijakan
bahwa seluruh bangunan harus ramah lingkungan.
- New York City, New York
Kota New York telah bekerja keras dalam mempromosikan gaya hidup
ramah lingkungan. Kota tersebut memiliki 50 kendaraan elektrik untuk kendaraan
kota, mengurangi kecanduan makanan berlemak dan yang terbaru adalah melarang
penggunaan foam dan plastik dalam bungkus makanan serta menggandakan kemampuan
daur ulang kota mencapai 30% pada tahun 2017 dan memperkenalkan pembuatan
kompos kota.
- Vancouver, Kanada
Merupakan kota Kanada yang paling hijau dan kota kedua di Amerika
Utara dengan udara terbaik dan CO2 terendah di Amerika Utara
- Stockholm, Swedia
Mengalahkan 34 kota Eropa lainnya dan memenangkan European
Commission Award yang pertama pada tahun 2010. Stockholm memiliki banyak
inovasi ramah lingkungan dan berencana mengurangi ketergantungan mereka pada
penggunaan bahan bakar fosil pada tahun 2050. Beberapa ide antara lain
mengkonversi sampah menjadi biogas untuk sistem transportasi umum dan
penjernihan air hujan. Swedia secara umum adalah pemimpin dunia dalam mengatur
sampah rumah tangga (99% didaur ulang atau digunakan sebagai penghasil energi).
- London, Inggris
Setelah tahun lalu London mengganti seluruh transportasi umum
dengan bus hybrid, London berhasil mengurangi emisi hingga setengahnya. Program
RE:LEAF akan meningkatkan jumlah wilayah hijau hingga 5% pada tahun 2025 (telah
ditanam sekitar 10.000 pohon dan didistribusikan 11.000 kepada lebih dari 50
komunitas di sekitar London). Rencananya kota tersebut akan mendorong
pengurangan Co2 hingga 60% pada tahun 2025 nanti.
- San Francisco, California
San Fransisco telah melarang penggunaan kantong plastik dan
bungkus plastik sejak tahun 2007. Kota ini membangun instalasi turbin udara
yang tingginya melebihi Empire State Building dan akan selesai pada tahun 2014.
San Fransisco merupakan kota terhijau di Amerika Utara, 77% sampah kota didaur
ulang dan sebagaian besar restoran menggunakan bahan lokal dan organik.
- Curitiba, Brasil
70% persen sampah Curitiba didaur ulang oleh warga. Kota tersebut
telah menanam 1.5 juta pohon di sekitar jalan tol dan jalan besar ,serta
memiliki inisiatif bahwa bagi penduduk dengan pendapatan rendah dapat tinggal
di wilayah pinggiran kota. Program ‘Green Exchange Employment Programme’ memberikan
imbalan bagi warganya untuk membersihkan kota mereka dengan menukarkan kantong
sampah dengan tiket bus dan makanan. Anak – anak dapat menggunakan sampah yang
telah digunakan dengan cokelat, mainan, tiket, peralatan sekolah dan tiket
sebuah acara.
- Malmö, Swedia
Malmö mempromosikan perjalanan menggunakan kendaraan berbahan
bakar ramah lingkungan sesering mungkin dan menyediakan wilayah bersepeda. 40%
warga yang merupakan commuter dan 30% dari seluruh perjalanan di kota dilakukan
dengan sepeda. Mereka memiliki PV dan sistem pemanas dengan menggunakan tenaga
matahari yang diinstalasikan pada bangunan resmi di seluruh penjuru kota
seperti musium, rumah sakit dan sekolah.
No comments:
Post a Comment