GREEN PLAN
Perkembangan kawasan kota yang semakin pesat
menyebabkan tingginya desakan terhadap pemenuhan kebutuhan ruang hunian dan
aktivitas ekonomi. Hal tersebut berpotensi menimbulkan berbagai masalah yang
bisa menciptakan urban paradox, di mana kota yang diharapkan menciptakan
kesejahteraan justru melahirkan kantong-kantong kemiskinan baru. Oleh karena
itu, upaya mengendalikan kawasan perkotaan harus berbasis pada penataan ruang
dan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Pendekatan
yang dapat dilakukan dalam pembangunan berkelanjutan tersebut adalah konsep
smart green city planning. Untuk itu diperlukannya green city planning yang menghasilkan
sebuah rencana kota yang secara cerdas memenuhi kebutuhan dan memberikan solusi
terhadap masalah di kota tersebut, dengan memperhatikan aspek adaptasi terhadap
bencana dan mitigasi terhadap permasalahan lingkungan,
Smart green city planning memiliki terdiri atas 5 konsep utama
yang diperinci ke dalam berbagai strategi dan aksi:
- Konsep kawasan berkeseimbangan ekologis (ecological balance complex).
Strategi yang perlu dilakukan adalah mengupayakan keseimbangan air
(water balance), keseimbangan karbondioksida (CO2 balance), dan keseimbangan
energi (energy balance). Langkah konkret yang dapat dilakukan antara lain
penggunaan teknologi sirkulasi air hujan, pelestarian hutan, maupun penggunaan
energi matahari (solar energy).
yang terdiri atas 3 strategi, yaitu penentuan letak kawasan (complex placement), arsitektur, dan transportasi. Strategi tersebut dieksekusi dengan beberapa aksi, antara lain : kesesuaian dengan topografi, koridor angin, sirkulasi air untuk mengontrol klimat mikro, efisiensi bahan bakar, serta transportasi umum.
3. Konsep kawasan perumahan berkoridor angin (wind corridor housing complex),
dengan strategi pengurangan dampak pemanasan. Caranya, dengan pembangunan ruang terbuka hijau, pengontrolan sirkulasi udara, serta menciptakan kota hijau.
4. Konsep kawasan pensirkulasian air (water circulating complex).
Strategi yang dilakukan adalah daur ulang air hujan untuk menjadi air baku. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui berbagai macam cara, antara lain pengumpulan air hujan, pembangunan kolam kecil, sistem pengolahan air kota, dan sebagainya.
5. Konsep taman tadah hujan (rain garden),
diwujudkan melalui strategi penyerapan air dari atap rumah, jalan, dan trotoar. Aksi yang dapat dilakukan antara lain pembangunan kolam, sculpture, dan taman bermain.
Green city planning juga merupakan sebuah pendekatan
yang memperhatikan berbagai aspek, di antaranya segi lingkungan hidup, ekonomi,
sosial budaya, serta good governance. Di bidang lingkungan hidup, kebijakan
yang diambil adalah pembangunan ruang terbuka hijau dan pengendalian emisi
karbon. Perlu dilakukan pula pengelolaan kawasan di sepanjang aliran
sungai/tepi air, dan kebijakan mitigasi serta adaptasi dalam rangka mengurangi
resiko bencana.
Di bidang ekonomi, perlu diterapkan kebijakan yang mengakomodasi keseimbangan peran sektor swasta dan ekonomi lokal. Pun dengan sektor informal dan tradisonal, yang perlu dilindungi serta diberdayakan. Selain itu, pengembangan transportasi harus disesuaikan dengan tata ruang kota. Sementara itu, di bidang sosial budaya, konsep smart green city planning menekankan perlunya pengaturan hal-hal yang berkaitan dengan arus urbanisasi, kependudukan, permukiman, serta pelestarian identitas budaya lokal. Terakhir, di bidang good governance, kebijakan yang harus diperhatikan adalah menyangkut kepemimpinan kabupaten/kota (urban leadership), peningkatan kapasitas kelembagaan kota, dan peningkatan pelayanan publik serta aksesibilitas informasi
Di bidang ekonomi, perlu diterapkan kebijakan yang mengakomodasi keseimbangan peran sektor swasta dan ekonomi lokal. Pun dengan sektor informal dan tradisonal, yang perlu dilindungi serta diberdayakan. Selain itu, pengembangan transportasi harus disesuaikan dengan tata ruang kota. Sementara itu, di bidang sosial budaya, konsep smart green city planning menekankan perlunya pengaturan hal-hal yang berkaitan dengan arus urbanisasi, kependudukan, permukiman, serta pelestarian identitas budaya lokal. Terakhir, di bidang good governance, kebijakan yang harus diperhatikan adalah menyangkut kepemimpinan kabupaten/kota (urban leadership), peningkatan kapasitas kelembagaan kota, dan peningkatan pelayanan publik serta aksesibilitas informasi
Bagaimana mewujudkan sebuah kota yang ramah
lingkungan?
- Pembuatan taman-taman besar skala kota, seharusnya di tiap-tiap satuan hunian lingkungan terdapat pula taman-taman tempat warga bisa berinteraksi, melepas lelah, dan sebagai penghijauan lingkungan dan daerah tangkapan air. Taman ini harus benar-benar direncanakan denganserius dan perhitungan yang sangat seksama.
- Sungai di kota-kota besar di Indonesia mengalami permasalahan yang hampir sama yaitu masih sungai tersebut masih dijadikan tempat sampah raksasa. Tidak mengherankan jika saat banjir menimpa sungai akan meluap dan warga di sekitar sungailah yang pertama akan merasakan akibatnya. Luapan sungai ini akan disertai dengan berbagai penyakit yang akan menyerang warga.
- Selain pembuatan taman kota dan pengaturan pengadaan ruang terbuka hijau di lingkungan pemukiman, pengadaan ruang terbuka hijau bisa juga dilakukan di area jalan raya. Langkah ini bisa dilakukan dengan penanaman pohon-pohon peneduh dan taman-taman di trotoar dan median jalan.
- Keberadaan pohon bisa menjadi penyaring debu dan polusi udara yang sangat ganas di jalanan kota. Kehadiran pepohonan juga bisa menurunkan suhu lingkungan sekitar 2⁰-6⁰ Celcius. Tetapi malah menebang pohon tersebut karena merasa menghalangi jalan, rontoknya daun yang mengotori halaman, bahkan merasa berbahaya jika ada angin kencang. Tanaman perdu yang berada di sekitar pepohonan peneduh yang ditanam di sekitar median dan trotoar jalan seringkali rusak dan mati akibat tergusur sampah, PKL dan pijakan kaki manusia yang tidak memperdulikan keberadaannya.
- Seharusnya pemerintah daerah dan pemerintah kota mulai memperhatikan pula jenis-jenis pohon peneduh yang berada di area jalan raya. Mengingat luas jalan raya yang sangat panjang dan lebar adalah tempat paling potensial sebagai ruang terbuka hijau. Ruang jalan juga menjadi ruang kota yang paling polutif, panas dan tidak menyenangkan. Masyarakat saat ini juga semakin banyak menghabiskan waktunya di jalan raya karena banyak aktifitas warga yang menuntut mobilitas tinggi yang berujung pada tingginya pergerakan masyarakat di jalan raya.
- Kita bisa meniru Jepang yang sangat memperhatikan jenis-jenis pohon yang tumbuh di sekitar jalan raya. Pohon peneduh di jalan raya dipilih yang berwarna indah dan berubah saat pergantian musim, mereka menanam pohon maple, sakura atau pohon icho. Indonesia bisa menanam pohon flamboyan atau pohon lain yang bisa berubah warna. Indonesia sangat kaya akan berbagai jenis tanaman dan pepohonan yang berwarna-warni atau pohon yang banyak buahnya. Keberadaan pohon yang indah ini akan meningkatkan kecintaan warga akan lingkungan jalan dan pohon peneduhnya sehingga masyarakat akan merasakan manfaat langsung dan kemudian ikut menjaga keberadaan pohon dan akan mempercantik lingkungandi sekitar kawasan tersebut
- Rumah bisa diupayakan berbagai cara untuk menciptakan rumah yang hemat energi den bisa menjadi solusi dari permasalahan lingkungan yang ada dengan menjadikan lingkungan rumah sebagai daerah tangkapan air skala kecil. Rumah bisamemaksimalkan energi angin, memanfaatkan pepohonan halaman dan mensiasati sinar matahari untuk menurunkan suhu rumah sehingga tidak perlu menggunakan AC dan menghemat lampu.
- Untuk mendapatkan hawa yang sejuk rumah harus memiliki ventilasi silang dengan jendela-pintu yang terletak saling berseberangan yang menjadi tempat mengalirnya angin untuk bisa mengganti udara dalam rumah dan menurunkan suhu rumah. Posisi massa rumahyang terbaik untuk menangkap angin adalah pada posisi tegak lurus arah angin.
- lingkungan rumah perlu dipersiapkan saluran dan resapan air hujan dari atap dan halaman yang diperkeras. Lahan rumah terbangun harus menyisakan minimal 30% lahan bangunan terbuka untuk penghijauan dan tanaman. Selain itu rumah dan bangunan di Indonesia yang beriklim tropis panas lembap sangat membutuhkan perlindungan bangunan terhadap sinar matahari. Penyelesaian paling sederhana adalah dengan penanaman pohon peneduh.
No comments:
Post a Comment