DAMPAK PEMBANGUNAN ARSITEKTUR YANG BERHASIL DAN GAGAL
Nova Cidade de Kilammba
DAMPAK PEMBANGUNAN ARSITEKTUR YANG GAGAL:
Nova Cidade de Kilammba
site Nova Cidade de Kilammba
Nova cidade de
Kilamba adalah sebuah proyek pembangunan kota mandiri yang terletak dipinggir Luanda,
ibukota Angola, Afrika. Nova cidade de Kilamba ini terletak 30 km (18 mile)
dari Luanda dan selesai dibangun pada Juli tahun 2012. Pembangunan kota Kilamba adalah proyek
unggulan pemerintah yang digunakan untuk memenuhi janji Presiden Jose Eduardo
dos Santos yaitu membangun satu juta rumah dalam waktu empat tahun.
Nova Cidade de Kilammba
Nova cidade de
Kilamba dibangun perusahaan China yaitu China
International Trust and Investment Corporation (CITIC) selama tiga tahun yang
menghabiskan biaya sebesar US$3,5 miliar atau hampir Rp33 triliun. Pembangunan
ini seluruhnya dibiayai uang pemerintah China dan harus dikembalikan Angola
dalam bentuk minyak mentah. Nova cidade de Kilamba ini merupakan proyek
terbesar dari pembangunan kota-kota satelit di sekitar Luanda yang dibangun
perusahaan-perusahaan China. Pembangunan kota Kilamba ini juga diyakini sebagai
salah satu mega proyek terbesar di Afrika.
Nova Cidade de
Kilammba
Nova Cidade de Kilammba
Nova cidade de
Kilamba memiliki luas 5.000 hektar dan kawasan ini dikembangkan untuk
menyediakan hunian yang layak bagi 500 ribu penduduk di Angola. Proyek ini memiliki
750 unit apartemen berlantai delapan, puluhan sekolah, 100 unit toko, stadion
dan infrastruktur lainnya. Beberapa pertokoan dan sekolah telah mulai beroperasi dan ratusan apartemen sudah
ditinggali.
Tetapi tidak ada
satu pun penduduk Angola yang sanggup membeli unit apartemen ini karena harga
yang dipatok sangat besar yakni 75 ribu poundsterling atau sekitar Rp1,1 miliar
(Rp14.694 per pounds). Sebagian besar penduduk Angola adalah masyarakat yang
hidup jauh di bawah garis kemiskinan dan cenderung hidup kumuh. Untuk itu,
biaya tempat tinggal dengan nilai yang besar tersebut sangat tidak sesuai dan
tidak mungkin dijangkau oleh penduduk Angola setempat.
Karena penduduk
Angola yang tidak sanggup membeli apartment di Nova cidade de Kilamba ini, maka
pembangunan kota mandiri angola, di afrika ini mengalami kegagalan sehingga
membuat kota ini disebut-sebut sebagai proyek kota hantu. Disebut sebagai Kota
hantu karena pembangunan kawasan Nova cidade de Kilamba yang baru dan lengkap
dengan segala bangunan serta infrastrukturnya tetapi sepi peminat. Tidak banyak
orang dan kendaraan yang terlihat di kota ini hanya sedikit orang terlihat yaitu
karyawan perusahaan China. Kota Kilamba ini kosong sepi penghuni, salah satu
buktinya yang terlihat adalah sampai saat ini dari 2.800 unit apartemen yang
ditawarkan hanya 220 unit yang terjual. Dan jika apartemen-apartemen Nova
cidade de Kilamba itu tidak terjual maka pemerintah Angola akan berpotensi
dibebani investasi tak bermanfaat.
Dilihat dari
kejadian Nova cidade de Kilamba di Angola, Afrika ini menunjukan bahwa masih
ada proyek pembangunan yang kurang tepat sasaran, tidak mempertimbangkan
kondisi masyarakat sekitar dan mempertimbangkan segala aspek . Dan yang perlu
diperhatikan adalah dalam membangun suatu bangunan tidak hanya dilihat dari
segi estetika dan desain yang menarik tetapi juga perlu menyeimbangkan dan mempertimbangkan
kondisi ekonomi, lingkungan dan keadaan sosial masyarakat setempat. Pembangunan
apartment mewah Nova cidade de Kilamba di tempat yang memiliki garis kemiskinan
yang tinggi dengan harga yang selangit ini mengakibatkan gagal dan terbengkalainya
mega proyek pembangunan kota mandiri di angola, Afrika tersebut.
DAMPAK PEMBANGUNAN ARSITEKTUR YANG BERHASIL:
Para wisatawan di Sungai Cheonggyecheon
Sungai Cheonggyecheon pada malam hari masih ramai dikunjungi wisatawan
DAMPAK PEMBANGUNAN ARSITEKTUR YANG BERHASIL:
SUNGAI CHEONGGYECHEON
Contoh arsitektur yang berhasil: Melalui Pembaharuan yang dilakukan
oleh pemerintah Korea selatan disebuah sungai di pusat kota.
Pemerintah dan warga Seoul, Korea
Selatan sudah membuktikannya bahwa sungai yang kotor dan kumuh bisa menjadi
sungai yang bersih, bahkan menjadi tempat wisata yang menarik dikunjungi. Sungai
Cheonggyecheon adalah sungai dengan panjang 8,4 km, sungai ini sekarang menjadi
ruang rekreasi modern di pusat Kota Seoul Korea Selatan. Penataan kota secara masif
di pusat kota ini dilakukan menelan dana sekitar 281 juta dolar Amerika. Pada
awalnya dana yang sangat besar ini mengundang protes dari banyak pihak, namun
setelah pembukaannya pada tahun2005 tempat
ini menjadi tempat favorit bagi penduduk dan para turis.
Sejarah penataan kawasan Sungai
Cheonggyecheon
Setelah Perang Korea tahun 1950-1953, banyak penduduk
bermigrasi ke Seoul untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Karena
kondisi ekonomi para pendatang ini terbatas, mereka lalu mendirikan rumah-rumah
tidak permanen disepanjang sungai.
Pemukiman ini kemudian menjadikan kawasan Sungai Cheonggyecheon sangatkumuh,
sampah dimana-mana, lumpur dan kekumuhan sungai merusak wajah kota Seoul.
Kemudian pada tahun 1958
sungai ini ditutup seluruhnya dengan beton untuk dijadikan jalan, bahkan di
atasnya didirikan jembatan layang. Penutupan sungai ini terjadi selama lebih
kurang 20 tahun. Pada saat itu jalan di atas sungai dan jalan layang di
pusat kota Seoul menjadi lambang kemajuan ekonomi dan industri Korea Selatan.
Baru pada tahun 2003 seorang Walikota Seoul
bernama Lee Myung-bak berinisiatif untuk memindahkan jalan
dan jalan layang di atas Sungai Cheonggyecheon dan mengembalikan sungai menjadi sungai terbuka dan memperbaikinya. Tujuannya
adalah untuk mengembalikan
kealamiahan pada kota dan mempromosikan desain kota yang ramah lingkungan.Hadirnya
sungai dengan air mengalir di kota membuat beberapa jenis ikan, burung dan
serangga mulai kembali menghuni sungai. Suhu
di sekitarnya juga menurun 3,6⁰. Saat ini Sungai Cheonggyecheon menjadi
pusat budaya, rekreasi, taman kota dan pusat ekonomi bagi Seoul.
Sungai
sepanjang 6 kilometer itu dulunya sangat kumuh, bahkan menjadi jamban dan
tempat buang sampah bagi banyak orang.
Sungai Cheonggyecheon sempat menjadi simbol
kemiskinan di Korea Selatan.
Rumah-rumah panggung kaum miskin
bertebaran di sepanjang sungai sehingga membuat sungai Cheonggyecheon menjadi
selokan besar dan tak ubahnya sebagai jamban dan tempat buang sampah bagi para
pemukimnya. Pemandangan yang tak mengenakkan itu menyebabkan pemerintah
setempat lalu melakukan perubahan besar-besaran.
Cheonggyecheon
seperti “terlahir kembali”, bahkan kini menjadi salah satu kebanggaan Kota
Seoul, ibu kota modern yang memperhatian kelestarian lingkungan hidup.
Dampak penataan kawasan Sungai
Cheonggyecheon
Menurut laman Wikipedia, pada tahun
1958, dengan tujuan menjadikan Seoul sebagai kota modern, sungai Cheonggyecheon
berubah fungsi menjadi salah satu simbol “modernisasi” Korsel. Hal ini
dilakukan dengan merelokasi para pemukim liar, kemudian di sungai itu dibangun
banyak tiang pancang dan beton untuk pembangunan jalan layang. Pada tahun 1976,
akhirnya sebuah jalan layang seleabar 16 meter selesai dibangun.
Setelah kondisi Sungai
Cheonggyecheon menjadi bersih, bahkan menjadi salah satu pusat rehat sore hari,
tingkat polusi udara di Seoul menurun drastis. Udara kota menjadi lebih sejuk.
Penduduk Kota Seoul pun dapat
melepas lelah dari kepenatan, bukan hanya di pusat perbelanjaan atau kafe-kafe,
tapi juga dapat berkunjung ke sungai bersih ini dan berjalan-jalan di sana.
Sebuah tempat yang gratis dan tidak kalah menarik untuk bersantai. Sungai
Cheonggyecheon juga menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Seoul.Para wisatawan di Sungai Cheonggyecheon
Sungai Cheonggyecheon pada malam hari masih ramai dikunjungi wisatawan
Semoga sungai Cheonggyecheon dapat
menjadi aspirasi dan inspirasi bagi kota-kota besar lainnya dalam menjaga
lingkungan sungai yang bersih dan menyenangkan.
Sumber:
http://allafrica.com/stories/201306080013.html
http://dunia.vivanews.com
http://en.wikipedia.org/Cheonggyecheon
http://www.kaskus.us
http://dunia.vivanews.com
http://en.wikipedia.org/Cheonggyecheon
http://www.kaskus.us